Kamis, 29 November 2018

WhatsApp Tak Lagi 'Media Sosial Gratis'

Hasil gambar untuk FOTO WA


ID PRO :  Aplikasi pesan instan WhatsApp selangkah lagi menyiapkan fitur 'Status Iklan'. Fitur yang dinilai ‘paling mengganggu’ bagi pengguna ini disambut berbeda tak seperti pembaharuan fitur WhatsApp sebelumnya.

Selama ini, WhatsApp dikonotasikan sebagai 'media sosial gratis'. Namun, sebagai pemilik, Facebook tak rela membiarkan jejaring komunikasi yang sudah berumur sembilan tahun itu gratis.

Apalagi, sejak dibeli oleh Facebook seharga US$19,3 miliar, atau setara Rp280 triliun pada 2014, trafik pesan di WhatsApp kian hari kian meningkat.

Data statistik menunjukkan bahwa peningkatan trafik berjalan begitu cepat. Pada Mei 2018, 1,5 miliar pengguna WhatsApp sudah mengirim sebanyak 65 miliar pesan melalui aplikasi WhatsApp maupun WhatsApp web per hari.

Angka tersebut naik signifikan dibanding satu miliar pesan yang berseliweran di WhatsApp, dua tahun setelah aplikasi ini diluncurkan pada 2009.

Dilansir dari Metro, Rabu 28 November 2018, soal fitur kontroversial ini, memang akan muncul dalam pembaruan di Status tidak lama lagi.

Umumnya, setiap ada pembaruan yang dikeluarkan platform tersebut sebagian besar pengguna akan menyambutnya dengan gegap gempita, namun tidak untuk kali ini.

BACA JUGA : Prabowo Curhat ke Relawan Tak Punya Uang, Politikus Hanura: Lebay


Iklan mulut ke mulut

Fitur ini sudah diprediksikan bakal mirip dengan Instagram Stories yang diadopsi dari Snapchat Stories. Pengguna dapat mengunggah foto, video, dan bahkan menambahkan GIF. Postingan akan hilang setelah 24 jam.

Facebook, selaku pemilik WhatsApp, mengatakan jumlah pemakai yang menggunakan halaman Status di aplikasi pesan instan terpopuler dunia itu jumlahnya saat ini mencapai 450 juta dari total pengguna WhatsApp global sebanyak 1,5 miliar orang.

Pembaruan yang telah lama menjadi bahan pembicaraan ini membuat orang-orang penting di WhatsApp hengkang dari aplikasi milik Facebook tersebut.

Dua pendiri WhatsApp, Brian Acton dan Jan Koum, telah mengucapkan selamat tinggal kepada perusahaan. Lalu, baru-baru ini Business Executive WhatsApp, Neeraj Arora, juga menyusul dua bosnya meninggalkan posisi strategis di WhatsApp.

“Sepertinya, semua orang meninggalkan WhatsApp, bahkan sebelum Status Iklan dirilis. Satu lagi setelah Jan dan Brian, kini Neeraj Arora meninggalkan WhatsApp. Terima kasih atas dedikasinya," kata akun pembocor fitur WhatsApp, WABetaInfo.

Salah satu pendiri WhatsApp yang telah hengkang, Brian Acton, mengatakan bahwa iklan akan mulai beroperasi di aplikasi tersebut pada tahun berikutnya.

"Iklan bertarget adalah alasan saya tidak suka berada di sana. Facebook menggambarkan serangkaian praktik bisnis, prinsip, etika, dan kebijakan yang belum tentu saya memiliki suara yang sama," kata Brian.

Aplikasi kirim pesan itu belakangan ini bukan lagi sekadar dimanfaatkan untuk berbagi curhat maupun informasi antar-teman atau kerabat, tapi sudah menjadi medium yang ampuh untuk memasarkan produk dengan pendekatan populer 'mouth-to-mouth advertising' atau iklan mulut ke mulut.

KLIK DISINI UNTUK SELENGKAPNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar